Rabu, 17 Maret 2021

Rangkuman Cara Mudah Menambah Perbendaraan Kosakata untuk Penulisan Puisi

Pada hari Minggu, 14 Maret 2021, KOLEGA mengadakan seminar kepenulisan ke-4 dengan mengundang Wahyu Toveng. Seminar tersebut dimoderatori oleh Siti Nur Mukaromatun Nisa dan Hani Nimaa Lubis. Wahyu Toveng merupakan laki-laki kelahiran Jakarta, 1977. Beliau merupakan alumni Akademi Teknologi Grafika Indonedia. Sekarang bekerja menjadi karyawan swasta. Jika ingin mengetahuinya lebih banyak, silakan cari tahu di media sosial:

1. FB : Wahyu Toveng

2. IG : wahyutoveng, sastrasemestaofficials, dan semestaseni


Pengalaman media sosial dan dunia literasi, antara lain

1. Penggerak acara pergelaran Sastra Semesta, 

2. Admin grup FB Sastra Semesta dan Komunitas Literasi Betawi, dan 

3. Redaktur media digital Seni-Budaya Semesta Seni.


Karya-karya beliau dibukukan dalam berbagai antologi puisi bersama. Beliau juga aktif menulis berbagai berita seni dan budaya di media digital Seni-Budaya Semesta-Seni.


Bagaimana Cara Mudah Menambah Perbendaharaan Kosakata untuk Penulisan Puisi? Penulis akan merangkumnya berdasarkan pengalaman narasumber, sesuai yang dikatakan beliau. Berikut inilah tips-tipsnya:


Pertama, memperhatikan sebuah objek tertentu. Dari objek tersebut, kita bisa mulai mencari berbagai kata yang berhubungan dengannya dan menciptakan berbagai kemungkinan kalimat yang terbentuk dari kata-kata tersebut. Misal, objeknya adalah motor yang terparkir di halaman. Kata-kata yang berhubungan dengan kalimat tersebut, yaitu asap knalpot, laju roda, deru mesin, kilap lampu, kuda besi, dapur pacu, kendali mudi, gigitan rem, putaran ban, ban botak, dll. Kalimat diksi yang dapat dibentuk, yaitu asap knalpot yang mengaburkan jejak roda sejarah. 


Seorang tunanetra juga mampu menuliskan berbagai kosakata unik, contohnya kosakata yang berhubungan dengan laut. Padahal mereka hanya bisa merasakan, mencium, dan mendengar hal-hal di sekitarnya. 


Kedua, menuliskan apa pun yang kita alami setiap hari. Kita tidak perlu risau apakah hal itu layak untuk dituliskan, ataukah memang memenuhi kaidah sebuah penulisan. Kita juga jangan mudah menghapus berbagai kata atau kalimat yang sudah terbersit di benak kita ketika hal itu sedang dituliskan. 


Ketiga, memperbanyak bahan bacaan. Seharusnya kita tidak membatasi bahan bacaan yang hanya membaca karya sastra. 


Keempat, menyimak berbagai hal yabg diucapkan orang lain. 


Apakah puisi harus banyak menggunakan kata pengibaratan? Apa boleh kalau blak-blakan menyebutkan makna tanpa pengibaratan? 


Kata narumber, tergantung pada tema yang diangkat. Jika memang makna itu harus disampaikan secara lugas dan terang benderang dengan tujuan agar pesannya lebih cepat sampai kepada khalayak, maka sampaikanlah dengan lugas tanpa kiasan. 


Bagaimana cara membuat puisi dengan cara yang padat, tetapi sarat akan makna dan mengurangi kata hubung? 


Kata narasumber, kita harus memperbanyak perbendaharaan kosakata yang didapatkan dari empat tips yang sudah disampaikan narasumber di atas. Kita juga bisa menciptakan tips-tips sendiri. Tulislah berulang-ulang, lalu simak kembali dari atas. Jangan takut salah, tetapi jangan juga terburu-buru dibagikan, diunggah, atau di-posting. Baca, lalu endapkan lagi sampai yakin dan puas. 


Apa saja perbedaan puisi dan prosais? 


Kata narasumber, banyak orang yang bilang kalau prosa itu lebih pragmatis dan realistis dan mempunyai karakter tokoh yang ditampilkan, sedangkan puisi lebih banyak kiasan, tetapi banyak juga karya-karya puisi penyair yang memasukkan unsur tokoh, karakter, dan jalan cerita serta ditulis dengan sangat panjang, contohnya puisi karya Rendra, sehingga jadilah puisi prosais. 


Bagaimana memperbanyak diksi yang bisa memikat dan tidak monoton? Di mana kita bisa memilih diksi yang keren? Bagaimana memulai merangkai diksi yang membuat orang yang membacanya menjadi terpesona? 


Menurut narasumber, puisi itu bukanlah memikat atau membuat orang lain terpesona. Puisi "Aku Setelah Aku" karya penyair bernama Afrizal Malna memiliki diksi yang tidak biasa, tetapi bukan memikat ataupun membuat orang terpesona. 


Apakah sebuah puisi yang bagus itu harus memakai banyak kata dari bahasa Sansekerta atau bahasa serapan lainnya? 


Kata narasumber, narasumber pikir tidak harus, karena definisi bagus itu berbeda-beda bagi setiap orang. Semua bahasa sah-sah saja untuk dimasukkan ke dalam puisi, tetapi semua harus tetap mengandung estetika dan rasa untuk membangun makna dan kembali ke niat ketika menulis puisi. Sebaiknya, saat menggunakan kata dari bahasa Sansekerta disertai keterangan tertentu sebagai penjelas kata, biasanya diletakkan di bawah penanda akhir. 


Apakah jika kita membuat puisi tanpa diksi ataupun majas akan membuat hasilnya menjadi kurang? 


Kata narasumber, penggunaan diksi itu akan mendapatkan makna puitis tertentu dari sebuah puisi dan untuk mendapatkan makna setepat-tepatnya untuk banyak pertanyaan. Diksi yang dipilih, yaitu yang tepat, benar, dan lazim. Diksi memiliki imajinasi yang estetika puitik. Sementara itu, majas adalah gaya bahasa untuk mandapat suasana yang lebih hidup dari sebuah kalimat. Majas juga merupakan pemanfaatan kekayaan bahasa untuk memperoleh efek-efek pencitraan tertentu dari kalimat-kalimat pada puisi atau karya sastra lainnya. Jadi, puisi tanpa diksi dan majas sama seperti sayur tanpa garam, hambar.


"Jangan jadi penjiplak karya orang. Yakinlah dengan karya sendiri. Mempelajari dan menyimak cara penulis lain itu boleh saja, tetapi jangan sekali-kali menjiplak karya orang, karena seluruh penghuni sastra akan mengutukmu."


14 Maret 2021

- Wahyu Toveng -


Informasi dari narasumber:

Telah terbit Media Semesta Seni Nomor 11 - Maret 2021 dengan tema "Musik Bikin Asyik". Kunjungilah: https://semesta-seni.com/2021/01/koleksi-majalah-semesta-seni-2021/

Info lebih lanjut hubungi:

1. Wahyu Toveng : 0811.1119.803

2. Ritmanto Saleh : 0812.8147.7994

3. Email : admin@semesta-seni.com

Silakan untuk teman-teman yang ingin menyimak "Media Semesta Seni" bisa mengklik link website di atas. Tersedia edisi-edisi dari no.1 hingga terbaru no. 11 dalam bentuk file pdf yang bisa di-download. Teman-teman juga bisa mengirim karya berupa puisi, cerpen, dan essai seni atau artikel budaya melalui email yang tertera.


Sumber:

Toveng, Wahyu. 2021. Seminar KOLEGA: Cara Mudah Menambah Perbendaraan Kosakata untuk Penulisan Puisi. Diambil pada Maret 2021 di seminar KOLEGA keempat. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Belilah Khamr

Pada suatu hari ada dua orang yang berpakaian tertutup—hanya menampakkan area mata—datang ke sebuah rumah. Orang yang berbulu mata lentik me...